Wawasanpublik.id-Deli Serdang, Sebanyak 50 relawan dari berbagai daerah di Sumatera Utara mengikuti kegiatan Volunteer Training Camp (VTC) yang digelar Dompet Dhuafa Volunteer (DDV) Sumatera Utara pada 11–13 Juli 2025 di kawasan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang.
Mengusung tema “Titik Balik Relawan”, kegiatan ini menjadi ruang refleksi sekaligus penyegaran bagi para relawan yang selama ini terlibat dalam aksi-aksi sosial dan kemanusiaan. Selama tiga hari pelaksanaan, peserta tidak hanya mendapatkan materi penguatan nilai kerelawanan dan peningkatan kapasitas diri, tapi juga terlibat langsung dalam simulasi lapangan yang mendekatkan mereka pada realitas sosial yang kerap mereka hadapi di lapangan.
“Kami ingin memberikan ruang bagi para relawan untuk berhenti sejenak, merefleksikan perjalanan mereka, sekaligus memperkuat komitmen ke depan. Karena menjadi relawan bukan soal seberapa sering turun aksi, tapi seberapa dalam makna yang kita bawa dalam setiap langkah,” ujar Ilmansyah Matondang, Koordinator DDV Sumut.
Selain materi, para peserta juga menerima berbagai fasilitas seperti sertifikat, konsumsi, penginapan, dan merchandise. Namun lebih dari itu, banyak dari mereka mengaku mendapatkan pengalaman yang jauh lebih bermakna: bertemu orang-orang baru, membuka cara pandang, dan memperluas jejaring kepedulian.
Salah satu momen bersejarah dalam pelaksanaan VTC tahun ini adalah keikutsertaan Naomi, peserta non-Muslim pertama dalam sejarah kegiatan DDV Sumut. Meski sempat ragu, Naomi mengaku justru menemukan semangat baru selama mengikuti kegiatan.
“Awalnya aku sempat mikir, ‘Aku cocok nggak ya di sini?’, karena tahu DDV itu lembaga Islam. Tapi ternyata aku diterima dengan sangat terbuka, nggak ada perbedaan perlakuan sama sekali. Justru aku merasa dihargai dan jadi bagian dari keluarga besar ini,” cerita Naomi dengan mata berbinar. “Banyak hal yang aku pelajari, terutama tentang nilai kemanusiaan, empati, dan bagaimana menjadi relawan yang berdampak.”
Menurut Ilmansyah, kehadiran Naomi menjadi bukti bahwa nilai-nilai kemanusiaan bersifat universal dan inklusif.
“Semangat kerelawanan itu tidak mengenal batas agama, suku, atau latar belakang. Yang terpenting adalah niat tulus untuk berbagi dan memberi manfaat bagi sesama. Kami sangat mengapresiasi kehadiran Naomi, dan semoga ini menjadi awal dari keterlibatan yang lebih luas lagi,” imbuhnya.
Menutup kegiatan, Ilmansyah kembali menekankan bahwa tema “Titik Balik Relawan” bukan sekadar slogan, melainkan sebuah harapan agar setiap individu yang hadir dapat melangkah dengan semangat baru.
“Kami ingin para relawan kembali ke masyarakat dengan energi yang diperbarui, lebih mantap dalam peran, dan terus menebar kebaikan. Karena di balik setiap aksi kecil, ada dampak besar yang bisa mengubah kehidupan orang lain,” tutupnya.
Leave a Reply