Garuda di Sarang Samurai: Indonesia Bukan Lagi Tim Penggembira

wawasanpublik.id-Jakarta, Tim nasional Indonesia akan menghadapi Jepang dalam laga terakhir putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, Selasa (11/6), di Stadion Panasonic Suita, Osaka. Meski kedua tim sudah memastikan tempat di babak selanjutnya, pertandingan ini tetap memiliki makna penting bagi Indonesia.

Secara klasemen, Jepang telah mengunci posisi teratas Grup C dan lolos ke putaran keempat sebagai unggulan. Indonesia, yang berada di posisi kedua, juga telah memastikan tempat di fase selanjutnya usai kemenangan atas Filipina pada pertandingan sebelumnya. Dengan demikian, hasil laga kontra Jepang tidak lagi memengaruhi nasib kedua tim di kualifikasi.

Namun bagi Indonesia, laga ini bernilai strategis. Pertama, sebagai momentum uji daya saing melawan salah satu tim terkuat di Asia. Kedua, sebagai ajang konsolidasi teknis di bawah pelatih Patrick Kluivert, yang baru beberapa pekan menjabat. Ketiga, sebagai tolok ukur psikologis menghadapi lawan-lawan tangguh di babak keempat seperti Qatar, Oman, Palestina, atau Uni Emirat Arab.

“Statistik masa lalu bukan akhir dari cerita. Kami ingin menulis bab baru,” ujar Kluivert dalam konferensi pers pra-pertandingan, Senin (10/6).

Sepanjang sejarah pertemuan, Indonesia belum pernah meraih poin dari Jepang. Dari 17 laga yang tercatat, seluruhnya berakhir dengan kekalahan. Pada pertemuan terakhir di Jakarta, Indonesia takluk 0-4. Meski begitu, timnas saat ini dinilai tampil lebih stabil, terutama sejak formasi tiga bek diterapkan secara konsisten.

Sektor pertahanan menjadi salah satu sorotan. Duet Jay Idzes dan Rizky Ridho menunjukkan perkembangan positif sebagai tembok utama pertahanan. Disiplin organisasi lini belakang juga meningkat, sebagaimana terlihat dalam dua laga terakhir kontra Irak dan Filipina.

Dari sisi strategi, Indonesia kemungkinan besar akan mengadopsi pendekatan defensif-reaktif, mirip dengan skema yang diterapkan Australia saat menang 1-0 atas Jepang pada laga uji coba pekan lalu. Garuda diperkirakan bermain dengan intensitas menengah dan mengandalkan serangan balik cepat melalui Marselino Ferdinan dan Rafael Struick.

Jepang sendiri diprediksi menurunkan sejumlah pemain lapis kedua. Meski demikian, intensitas permainan tetap akan tinggi karena sebagian besar pemain muda Samurai Biru berupaya membuktikan kelayakan masuk skuad utama. Dengan beban hasil berada di pihak tuan rumah, Indonesia dinilai dapat bermain lebih lepas.

Laga ini juga akan diamati ketat oleh calon lawan Indonesia di babak keempat. Setelah mengalahkan Arab Saudi 2-0 di putaran kedua, Indonesia berpotensi menjadi satu-satunya tim non-unggulan yang mampu menjungkalkan dua kekuatan besar Asia dalam satu siklus kualifikasi.

Secara teknis, hasil imbang atau kekalahan tipis tetap dapat dianggap sebagai pencapaian positif, mengingat rekam jejak dan perbedaan peringkat FIFA antara kedua negara. Indonesia saat ini berada di peringkat ke-134 dunia, sedangkan Jepang menempati posisi ke-18 (per Juni 2025).

Pertandingan melawan Jepang bukan hanya penutup formal babak ketiga, tetapi juga bagian dari proses pembentukan karakter tim. Dengan skuad muda dan sistem yang mulai terbentuk, timnas Indonesia tengah membangun fondasi menuju babak yang lebih berat. Kick-off dijadwalkan pukul 17.10 waktu setempat atau 15.10 WIB, dan disiarkan langsung melalui stasiun televisi nasional serta platform digital resmi AFC. (Yt)