Konsumerisme Lebaran: Sewa iPhone dan Konsumsi Simbol

oleh: Purjatian Azhar

LEBARAN idul fitri adalah puncak dari ibadah puasa Ramadhan yang dilaksanakan selama satu bulan penuh. Lebaran menjadi pembuktian bahwa telah selesainya puasa dilaksanakan. Meski demikian, tidak hanya yang berpuasa saja yang ikut berlebaran, yang tidak melaksanakan puasa juga mengikuti lebaran. Lebaran idul fitri sejatinya dapat dimaknai sebagai bentuk kemenangan setelah sebulan penuh melaksanakan puasa Ramadhan. Oleh karena itu banyak orang yang dengan penuh suka cita dalam menyambut datangnya lebaran. Bentuk suka cita itu bisa dilihat dalam berbagai bentuk dan manifestasinya. Ada yang menyambut lebaran dengan penuh suka cita dan kegembiraan dengan segala sesuatu yang baru seperti membeli baju baru, sendal dan sepatu baru. Bahkan seisi rumah juga harus baru. Tujuan nya tentu untuk menyambut tamu atau pun tetangga yang akan datang ke rumah, selain itu juga menjadi pembuktian dari pencapaian selama ini.

Menjelang lebaran tahun ini, marak di media sosial tentang adanya jasa persewaan iPhone. Jasa persewaan iPhone yang laris manis di beberapa daerah menjelang Lebaran menjadi perbincangan di media sosial. Masyarakat menyewa iPhone untuk ditenteng ketika buka bersama dengan teman atau relasi, juga untuk dibawa ketika bersilaturahmi di saat Lebaran. Tren ini di dalam sosiologi dimaknai sebagai bisnis simbolik atau untuk kebutuhan simbolik.

Dua fungsi teknologi untuk masyarakat. Pertama, teknologi digunakan masyarakat berdasarkan nilai gunanya. Misalnya, nilai guna dari handphone adalah untuk berkomunikasi, jadi ketika membeli berdasarkan nilai guna, orang akan membandingkan barang yang ditawarkan, serta memilih mana yang paling canggih dengan harga yang paling murah. Kedua, masyarakat melihat fungsi simbolik dari teknologi tersebut. Fungsi simbolik dari teknologi ini akan digunakan untuk menunjukkan kelas sosial seseorang.